Jumat, 29 Januari 2010

APA ITU EKONOMI LINGKUNGAN?

Ekonomi adalah studi yang membahas tentang bagaimana dan mengapa individu dan keputusan perbuatan kelompok sekitar penggunaan dan distribusi dari manusia berharga dan sumber daya bukan manusia yang langka untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Ekonomi terdiri dari ekonomi mikro yang membahas tentang perilaku dari individu dan kelompok, sedangkan ekonomi makro membahas tentang kinerja ekonomi dari ekonomi secara keseluruhan.
Ekonomi Lingkungan adalah aplikasi dari prinsip ekonomi yang membahas tentang keputusan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Dampak keputusan tersebut apakah akan meningkatkan kualitas lingkungan atau justru merusak lingkungan, selain itu ekonomi lingkungan berperan dalam menjaga keseimbangan keinginan manusia dan kebutuhan akan ekosistem sendiri.
Pendekatan ekonomi terhadap isu lingkungan dapat dibedakan melalui pendekatan moral, kerusakan lingkungan adalah hasil dari perilaku manusia yang tidak bermoral. Sesungguhnya gerakan lingkungan telah memimpin banyak orang untuk membahas masalah etika lingkungan, serta eksplorasi dimensi moral dari dampak manusia pada lingkungan. Sedangkan zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Contohnya karbon dioksida dengan kadar lebih tinggi dari 0,033% dapat merusak lingkungan.
Sementara itu macam-macam pencemaran lingkungan terdiri dari: 1) berdasarkan tempat terjadinya dibedakan menjadi pencemaran udara yang disebakan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO dan asap rokok; 2) pencemaran air yang dibedakan antara lain: a) limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik yang dapat mematikan biodat sungai, b) limbah rumah tangga seperti sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia yang terbawa air parit, kemudian ikut aliran sungai; 3) limbah industri berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuah, berwarna), serta berupa polutan mengandung asam belerang (berbau busuk), berupa suhu (air menjadi panas); 4) penangkapan ikan menggunakan racun. C) pencemaran tanah diakibatkan oleh sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Yang seluruhnya pencemaran tersebut terjadi di lingkungan sekitar kita, yang apabila tidak diatasi maka akan menimbulkan dampak yang merugikan kita pada masa sekarang dan yang akan datang. (Pratiwi, D.A. 1998, ”Buku Penuntun Biologi SMU Kelas 1”, Jakarta, Erlangga).

PENTINGNYA INSENTIF
Pencemaran yang dilakukan oleh orang-orang adalah merupakan langkah yang paling gampang dan murah pemecahan masalah praktis yang dimiliki oleh masyarakat. Masalah tersebut yakni berupa sisa buangan setelah konsumen telah mengambil manfaat dari barang atau jasa berupa sampah, sedangkan perusahaan bisnis telah menghasilkan sesuatu barang.
Runtuhnya rejim komunis menyadarkan kita akan terjadinya kebinasaan lingkungan yang sangat besar yang telah terjadi di beberapa daerah meliputi udara yang kotor, tercemarnya sumber daya air yang memiliki dampak terhadap kesehatan manusia dan sistem ekologi. Seperti yang terjadi di China mengalami masalah yang sama; pembangunan yang tidak berorientasi lingkungan (perusahaan umum dan pribadi).
Oleh karena itu sistem insentif memegang peranan sangat besar pada tercipta satu sistem ekonomi yang baik. Semua sistem akan menghasilkan dampak lingkungan yang destruktif jikalau insentif pada sistem tidak terstruktur.


INSENTIF: CONTOH SEBUAH RUMAH TANGGA & INDUSTRI
Insentif adalah sesuatu yang menarik dan dapat memimpin mereka untuk mengubah perilaku mereka dengan berbagai cara. “insentif ekonomi” berperan dalam mengarahkan orang-orang untuk mendapat penghasilan ekonomi dan konsumsi. Pemberian insentif ekonomi seperti pemberian imbalan dalam berupa materi; orang-orang mendapat insentif sebagai jalan untuk meningkat kesejahteraan atau kekayaan. Selain itu insentif berupa nonmateri membawa orang-orang untuk merubah perilaku ekonomi mereka; antara lain, harga diri, keinginan memelihara lingkungan yang indah, atau keinginan untuk mengatur adalah salah satu contoh yang baik. Sedangkan insentif Industri memperkokoh pekerjaannya dengan memberikan pengaturan dari insentif; pada ekonomi pasar, secara normal untuk meningkatkan pendapatan bersih mereka. Cara yang dilakukan mereka adalah dengan mempergunakan jasa dari lingkungan untuk penjualan sampah. Motivasi adalah bahwa jasa tersebut adalah gratis, dengan mempergunakan input bebas sebanyak-banyaknya.
Kebijakan pemerintah yakni menetapkan pencemaran alam atau polusi adalah sebagai tindakan ilegal, ataupun dengan membuat suatu sistem yang memberikan insentif pada perusahaan yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah. Dikenakannya biaya per pound, atau per ton pada setiap pencemaran akan dikirimkan rekening pada akhir bulan atau tahun, sesuai jumlah pencemaran mereka selama periode itu. Mahalnya biaya pencemaran yang dikenakan pada perusahaan akan memiliki insentif untuk mencari cara untuk mengurangi pencemaran mereka, baik dalam perubahan proses produksi, atau dengan mengganti bahan bakar yang baru, atau menambahkan fasilitas tertentu mengurangi beban emisi.

PENGATURAN POLUSI PADA EKONOMI (CONTOH 1.1.)
Pada tahun 1992 produk domestik bruto Amerika Serikat (GDP) US$ 6.020.200.000.000 dengan jumlah penduduk sebanyak 253.615.000 GDP per kapita US$ 23.740. Agen perlindungan lingkungan Amerika Serikat (EPA) memperkirakan tahun 1992 jumlah pengeluaran untuk mengontrol pencemaran alam Amerika Serikat adalah US$ 87.594.000.000. atau 1.5 persen dari GDP. Tentang US$ 345 per kapita, biaya ini meliputi semua biaya pribadi untuk mematuhi pencemaran alam, biaya dari pembelian, instalasi, pengoperasian, dan memelihara pencemaran alam mengontrol teknologi sesuai dengan hukum.
Di negara kita Indonesia untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan pemerintah telah mengeluarkan dan mengembangkan kebijakan sistem manajemen lingkungan yakni dengan penerapan sistem Eco-Labeling dan sistem manajemen lingkungan ISO-14.000. Sistem Eco-Labeling adalah kegiatan pemberian label berupa simbol, atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan jasa. Label ini sebagai jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang dikonsumsi sudah memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan ramah lingkungan. Dengan tujuan yakni: 1) meningkatkan kepedulian konsumen terhadap hubungan industri dan lingkungan hidup; 2) meningkatkan kualitas lingkungan global; 3) meningkatkan pangsa pasar/daya saing produk; 4) mempromosikan program pengelolaan lingkungan; 5) meningkatakan keyakinan penerimaan konsumen. Sedangkan ISO 14.000 sebagak panduan pengelolaan lingkungan bagi aktivitas bisnis, yang dilakukan pemerintah dan dunia usaha/industri, karena penerapan standar tersebut akan mempengaruhi kompetisi perdagangan di pasar internasional.

ANALISIS BIAYA-MANFAAT
Pembuatan keputusan efektif membutuhkan alasan yang cukup sebagai konsekwensi dari keputusan. Hal ini sangat penting pada sektor publik dengan isu kebijakan umum efektif, yang terdapat di dalam sektor pribadi, dengan keprihatinan utama pada pernyataan rugi-laba usaha. Kebijakan atau proyek dipelajari dalam kaitannya dengan manfaat yang dihasilkan bagi lingkungan dan dibandingkan dengan biaya yang diperlukan. Pada abad 20 pertama sekali analisis ini dipakai untuk mengevaluasi proyek pengembangan air dilakukan oleh pemerintah pusat, dan sampai sekarang dipakai oleh pemerintah untuk membantu menghasilkan keputusan pelaksanaan suatu proyek.


PENILAIAN LINGKUNGAN
Menurut Transtoto Handadhari dalam tulisannya ”Kuantitas Nilai Ekonomi Lingkungan”, mengatakan bahwa Nilai ekonomi lingkungan dianggap tak terukur, intangible, dan memiliki nilai yang sulit dihitung secara nyata, sehingga apabila dapat didekati hingga menjadi tangible, terukur, dengan cara pendekatan bersifat relatif dan tak jarang dianggap mengada-ada. Nilai pokok lingkungan sering dihitung dari kejadian bencana tata air, kerusakan lahan, dan polusi. Nilai lainnya yang tidak kalah penting dan sering dilupakan adalah nilai konservasi alam hayati dan plasma nuftah maupun nilai keberadaan sumber daya terhadap aktivitas eksogen baik makro maupun mikro.
Cara sederhana menilai lingkungan yakni dengan menaksir manfaat kedua biaya. Selanjutnya Analisis proyek dengan mempertimbangkan nilai ekonomi lingkungan pertama diperkenalkan oleh Maynard m. Hutscmidt dan rekannya melalui metode benefit cost analysis (BCA), tahun 1936 di Amerika Serikat berkaitan dengan pembangunan proyek pengairan di sana. Selanjutnya tahun 1958 Hammond mempublikasi metode ini untuk kegiatan pengendalian polusi, selanjutnya analisis ini dipakai Bank Dunia dalam menganalisis usulan investasi proyek-proyek, termasuk di negara-negara berkembang. (Transtoto Handadhari, ”Kuantifikasi Nilai Ekonomi Lingkungan”, Kompas, Minggu 08 Juni 2003.).

ISU INTERNASIONAL
Masalah global yang menyebabkan dampak lingkungan global yakni hancurnya lapisan bumi yang melindungi dari lapisan ozon stratospherik oleh zat kimia. Permasalahan lain adalah pemanasan global. Pada tahun 1997 konferensi kyoto berpendapat untuk mengurangi jumlah produksi emisi CO2, kerugian pengurangan emisi CO2 dan perancangan persetujuan internasional adalah dua topik pembahasan oleh ahli ekonomi lingkungan. Selanjutnya dibentuklah badan fasilitas lingkungan global (GEF) oleh UNDP dengan misi memberikan bantuan multilateral dalam pengembangan kelangsungan hidup manusia dan pencegahan pemanasan global. Yakni berupa pemberian proyek-proyek dalam mengurangi atau menghapuskan ancaman keanekaragaman hayati atau sumber daya perairan internasional, perubahan iklim. (Asosiasi Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia, (APPIDI), ”Buku Panduan Fasilitas Lingkungan Global (GEF) Program Pengembangan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNDP)”, Juni, 2006.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asosiasi Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia, (APPIDI), ”Buku Panduan Fasilitas Lingkungan Global (GEF) Program Pengembangan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNDP)”, Juni, 2006.
2. Davie, J. Clarence, dan Jan Mazurek: Pencemaran alam Kontrol pada US, Mengevaluasi Sistem, Untuk masa depan sumber daya, Washington, DC, 1998.
3. Organisasi. Org Komunitas & perpustakaan online Indonesia, ”Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan pada Air dan Tanah”, artikel, Monday, 12 juni 2006.
4. Portney, R. Paul, dan Robert Stavins N. (eds): Kebijakan Publi untuk Perlindungan Lingkungan, 2 ed., Untuk masa depan sumber daya, Washington, DC, 2000.
5. Pratiwi, D.A. ”Buku Penuntun Biologi SMU Kelas 1”, Jakarta, Erlangga, 1998.
6. Transtoto Handadhari, “Kuantitas Nilai Ekonomi Lingkungan”, Kompas, 8 Juni 2003.
7. World Press Kliping Cyber Media, ”Dampak Pemanasan Global”, Desember 16, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar